Formasi yang terbentuk pada Candlestick dapat digunakan untuk trading jangka pendek maupun jangka panjang. Pertarungan Kekuatan Pasar (antara kekuatan jual vs. kekuatan beli) yang dianalogikan pada Candlestick Pattern, sangat mudah difahami bahkan oleh seorang Trader pemula sekalipun, dan cocok untuk dijadikan sebagai analisa teknikal dalam Trading.
Candlestick ini ditemukan oleh Munehisa Homma seorang pedagang beras di Jepang pada abad 18. Saat ini Pola Candlestick adalah alat visualisasi populer yang digunakan investor untuk menganalisis pergerakan harga dan pola perdagangan saham hingga crypto.
Dengan memahami pola candlestick, seorang
trader dapat mengetahui secara riil kondisi psikologi pasar [baca : pergerakan harga], dan mampu memprediksi arah pergerakan harga dan memperkirakan arah harga dalam jangka
pendek, ketika pasar bergerak dalam keadaan normal (tidak ada berita-berita 'mengejutkan' di pasar Keuangan).
baca juga :
Cara Membaca Candlestick
Modal utama jika anda ingin menjadi seorang trader di Pasar Keuangan adalah mengetahui bagaimana Candlestik terbentuk dan bagaimana cara membacanya. Pada grafik Candlestick, data pergerakan harga riil yang terbentuk dianalogikan dengan bentuk lilin, dengan tubuh lilin dan sumbunya.
Logika dasar dan anatominya adalah setiap candle atau batang menunjukkan : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan untuk kerangka waktu [baca : time-frame] yang dipilih trader.
Sebagai contoh : jika trader menetapkan kerangka waktu dalam lima menit, maka candle baru akan dibuat secara otomatis oleh trading platform yang digunakan oleh seorang trader pada setiap 30 menit. Analogi dasar inilah yang harus difahami terlebih dahulu.
Untuk grafik intraday, harga buka dan tutup adalah untuk awal dan akhir periode 30 menit, dan bukan didasarkan data selama sesi perdagangan berlangsung/berakhir. Batang atau candle juga menunjukkan harga saat ini [baca : harga riil yang terjadi di pasar] saat terbentuk, apakah harga bergerak naik atau turun selama jangka waktu tertentu [baca : time-frame 30 Menit], dan kisaran harga yang dicakup aset pada waktu itu.
Harga Pembukaan
Bagian atas atau bawah tubuh candle
akan menunjukkan harga buka, tergantung apakah aset bergerak lebih tinggi atau
lebih rendah selama periode 30 menit.
Jika tren harga naik, batang sering
kali berwarna hijau atau putih dan harga buka berada di bagian bawah. Jika tren
harga turun, batang atau candle sering kali berwarna merah atau hitam dan harga
buka berada di atas.
Harga Tertinggi
Harga tertinggi selama periode candlestick ditunjukkan oleh bagian atas bayangan atau ekor di atas tubuh. Jika pembukaan atau penutupan adalah harga tertinggi, maka tidak akan ada bayangan atas. (Semakin panjang sumbu/ekornya menunjukkan semakin besarnya tekanan harga yang terjadi saat itu)
Harga Terendah
Rendahnya ditunjukkan oleh bagian bawah bayangan atau ekor di bawah tubuh. Jika pembukaan atau penutupan adalah harga terendah, maka tidak akan ada bayangan bawah. (Semakin panjang sumbu/ekornya menunjukkan semakin besarnya tekanan harga yang terjadi saat itu)
Harga Penutupan
Penutupan adalah harga terakhir yang
diperdagangkan selama batang ditunjukkan oleh bagian atas (untuk batang
hijau atau putih) atau bawah (untuk batangmerah atau hitam) tubuh.
Saat candle terbentuk, candle akan terus berubah seiring pergerakan harga dan terbentuk sempurna saat time-framenya berakhir. Harga Pembukaan tetap sama, tetapi sampai candle selesai terbentuk, harga tertinggi dan terendahnya berubah dan berhenti ketika time-framenya berakhir.
9 Pengelompokan pola-pola Candlestick yang wajib dikatehaui oleh Trader Pemula
Sebenarnya. ada 42 pola Candlestick, bahkan lebih dari 100 buah formasi Candlestick yang dikenali yang dapat dibagi menjadi pola
sederhana dan kompleks. Pada artikel ini kita hanya akan membahas 9 Pengelompokan pola Candlestick yang wajib dikatehaui oleh trader pemula, dan sering digunakan oleh para Trader Senior.
1. Marubozu [Sinyal : Pola Kontinuitas Suatu Tren Pasar]
Jenis pola Candlestick ini adalah body candle yang tidak memiliki shadow atau bayangan. Sehingga terlihat seperti kepala tanpa rambut.
Marubozu menunjukan sinyal pergerakan yang kuat dari salah satu sisi buyer atau seller yang kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa periode ke depan.
Dalam pola ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish yang akan tergantung pada harga open dan close yang ada di candle, pola Marubozu ini memiliki akurasi yang cukup tinggi.
2. Spinning Top [Sinyal : Pola Keragu-raguan para Pelaku Pasar]
Dari spinning top ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish, tergantung dari harga open dan close pada candle. [Pola ini memiliki akurasi yang rendah dan menengah untuk memprediksi pergerakan harga, diperlukan konfirmasi pola-pola Candlestick yang terbentuk selanjutnya].
Ciri khas dari spinning top adalah
mempunyai dua shadow yang memanjang di bagian atas dan bawah dengan body yang
kecil.
Pola ini mencerminkan ada
ketidakpastian yang terjadi di pasar, keragu-raguan para pelaku pasar antara : buyer dan seller. Grafik ini biasanya dianggap netral,
karena dalam periode tersebut sedang terjadi kebuntuan.
Ketika spinning
top ini muncul saat uptrend artinya lebih banyak seller daripada buyer [biasa dikenal dengan nama : Bullish Engulfing Pattern], kebalikannya : saat
muncul di downtrend artinya lebih banyak buyer daripada seller [biasa dikenal dengan nama : Bearish Engulfing Pattern].
Pola selanjutnya adalah Doji
yang memiliki karakteristik lebih kompleks. Pola ini memiliki body yang sangat
tipis bahkan hanya terlihat seperti garis, karena harga open dan closenya
sama. Hal ini disebabkan karena antara buyer dan seller tidak mampu memegang
kendali pasar, atau keduanya memiliki kekuatan yang seimbang.
Secara umum Doji merupakan
sinyal konsolidasi yang berguna untuk memberikan informasi kepastian arah
pergerakan harga selanjutnya, diperlukan konfirmasi dari bar candlestick
berikutnya setelah doji terbentuk.
Akurasi doji ini berada di
skala menengah dan kuat. Pola ini terbagi lagi menjadi empat jenis,
yaitu: Long Legged Doji,
Dragonfly Doji, Gravestone Doji serta Four Price Doji.
baca juga :
- Apa rahasia Pola Candlestick? Bagaimana membaca Candlestick Pattern ? [Memahami Pola Candlestick untuk Trader Pemula Vol.1]
- Pola Kontinuitas Tren Harga di Pasar pada Candlestick Chart [Memahami Pola Candlestick untuk Trader Pemula Vol.2]
- Pola grafik Chandlestick & setting timeframe yang sering digunakan pada Day Trading [Trik & Strategi untuk Pemula Vol. 4]
- Bagaimana mengidentifikasi terbentuknya : Wedge Pattern sebagai Kelanjutan atau Pembalikan arah suatu Tren [Memahami Pola Candlestick untuk Trader Pemula Vol.4]
4. Hammer & Hanging Man [Sinyal : Pola Pembalikan Arah Suatu Tren Harga]
Sesuai namanya hammer adalah pola candlestick ini berbentuk seperti palu, dengan shadow di bagian bawah yang panjang dan body yang kecil.
Pola hammer ini mengindikasikan jika ada kondisi bullish reversal atau pembalikan harga dari turun jadi naik saat downtrend.
Untuk mengidentifikasi hammer
ini perhatikan lower shadow dan upper shadownya, karena untuk memenuhi pola ini
shadow harus sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Hanging man memiliki
pola yang mirip dengan hammer, tapi sebetulnya letak atau posisinya tidak sama. Karena
hanging man ini dianalogikan menyerupai orang digantung dan terletak di
bagian atas.
Candle ini menunjukan sinyal sebuah
pola pembalikan harga bullish menjadi bearish tetapi akurasinya rendah.
Kalau Anda melihat pola ini terbentuk dalam suatu time-frame, jangan terburu-buru mengambil sikap karena harus nunggu dulu bagaimana harga close pada candle berikutnya. Jika harga close ada candle berikutnya memang lebih rendah maka dapat dikonfirmasi jika ada kecenderungan bearish.
5. Inverted Hammer & Shooting Star [Sinyal : Pola Pembalikan Arah Sebuah Trend]
Inverted Hammer
Hampir mirip dengan hammer,
hanya saja kalau pola Candlestick yang dinamakan di inverted hammer bentuk palunya terbalik.
Pola ini seringkali menunjukkan sinyal bullish, karena meski harganya telah jatuh tapi buyer masih berhasil menutup posisi mereka dekat dengan posisi open. Meski begitu inverted hammer ini mempunyai akurasi yang rendah karena sering kontradiktif.
Di mana inverted hammer
memiliki upper shadow lebih panjang dari bodynya yang secara intuitif
menunjukkan tekanan penjualan, tetapi di pola ini malah memberikan sinyal harga
yang akan naik.
Shooting star adalah pola Candlestick yang dianalogikan seperti bintang jatuh.
Pola ini menunjukkan harga dari naik
menjadi turun. pola ini memiliki akurasi yang moderat dengan kecenderungan
sinyal bearish.
Shooting star memiliki upper shadow
yang panjang,dengan body berisi yang menghadap ke bawah.
6. Double Candlestick : Bullish & Bearish Engulfing [Sinyal : Pola Pembalikan Suatu Tren Pasar]
Pola candlestick ini dengan ciri : Bull yang menelan para Bear. Dimana Bull adalah Buyer, sedangkan Bear adalah Seller, sering juga diartikan dengan : Kekuatan Beli sedang menguasai/mendominasi Kekuatan Jual, Kekuatan jual sedang tertekan, atau biasa juga dikenal dengan istilah : Kekuatan Beli sedang menguasai pasar.
Bullish Engulfing Candle
memberikan sinyal akan terjadinya Uptrend, ketika ada candle bearish yang
diikuti oleh candle bullish yang lebih besar. Akurasi dari pola ini berada di
tingkat menengah.
Bearish Engulfing
Pola ini memiliki sifat yang
berkebalikan dari bullish engulfing. Bearish engulfing mengkondisikan
terjadinya downtrend. Yang harus diperhatikan dari pola ini adalah candle bearish
yang lebih besar akan mengikuti candle bullish yang lebih kecil.
7. Double Candlestick : Tweezer Bottoms & Tweezer Tops [Sinyal : Pola Pembalikan arah Suatu Tren Pasar]
Tweezer Bottoms
Tweezer Bottoms adalah satu candlestick Bearish yang kurang lebih sejajar dengan satu candlestick Bullish. Ciri penting pola Tweezer Bottoms adalah : keduanya sama-sama memiliki Lower Shadow panjang, tetapi dengan Upper Shadow kecil atau tidak ada sama sekali.
Terbentuknya pola Tweezer Bottoms terkadang dapat diikuti oleh Doji [keragu-raguan para pelaku pasar].
Tapi perlu diingat : panjang batang pada kedua candle tak harus sama, tetapi panjang ekor/sumbu (nilai Low) harus sama rendahnya.
Tweezer Tops
Tweezer Tops yang merupakan
candle bullish yang bertemu dengan candle bearish dengan Upper Shadow memanjang di bagian
atasnya, namun Lower Shadow sangat pendek atau tidak ada.
Syarat utama terbentuknya pola Tweezer Tops adalah : Panjang batang/body pada kedua candle
tidak harus sama, tapi nilai High (panjang ekor Upper Shadow) harus sama ketinggiannya.
Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Tops jika menunjukkan Bearish reversal saat terjadi Uptrend, kebalikannya : candlestick Tweezer Bottoms adalah pola Bullish reversal ketika pasar sedang Downtrend.
8. Double & Triple Candlestick : Harami [Sinyal : Pola Pembalikan arah Suatu Tren Pasar]
Secara etimologi, dalam bahasa aslinya : Jepang, Harami memiliki
makna“kehamilan”. Pola candlestick Harami adalah : terbentuknya pola dua buah candle, dimana kedua batang/body candle tersebut selalu berukuran lebih kecil dari batang/body candle sebelumnya, dan berada di dalam
jangkauan batang/body candle pertama. Ada
dua versi dari pola ini : Bearish Harami dan Bullish Harami.
Candle yang lebih kecil mengindikasikan
pergerakan harga yang telah mencapai titik puncak dan kemungkinan besar sudah
tidak mampu lagi meneruskan kekuatan trendnya.
Semakin kecil candle kedua, maka semakin kuat
sinyal reversal atau pembalikan terjadi. Akurasi dari sinyal ini berada
ditingkatkan menengah dan tinggi.
Candlestick Chart yang disebut pola Harami ini sering dikategorikan kedalam Double Candlestik, akan tetapi menurut kami lebih tepat jika dikategorikan kedalam Triple Candlestick 1 Vs 2, dengan analogi : 1 candle bull Vs. 2 buah candle bear (Bearish Harami ketika pasar sedang Uptrend), dan 1 candle bear Vs. 2 candle bull (Bullish Harami ketika pasar sedang Downtrend).
artikel terkait :
9. Triple Candlestick
a. Evening Star dan Morning Star [Sinyal pembalikan arah sebuah tren pasar]
Pola
ini memiliki Doji diantara dua candlestick dengan batang/body panjang sebagai ciri
khusus dari pola Evening Star atau Morning Star.
Untuk pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-Doji-Bullish Candle dan terjadi pada posisi grafik yang Downtrend. Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya reversal bullish.
Kebalikannya, pola candlestick
Evening Star terjadi di posisi grafik Uptrend, dan memberi sinyal Reversal
Bearish. Dengan formasi : Bullish Candle-Doji-Bearish Candle.
b. Three White Soldier dan Three Black Crows [Sinyal : pembalikan arah tren pasar saat ini]
Three
White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan
arah trend terkini.
Pola
Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang mengikuti
downtrend.
Harus
diperhatikan : candlestick kedua harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan
tidak ada sama sekali. Sedangankan pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikannya.
Pola
Three Black Crows terbentuk ketika tiga candle Bearish mengikuti Uptrend yang
kuat, dan mengindikasikan bahwa akan segera terjadi pembalikan arah tren/reversal.
C. Three Inside Up dan Three Inside Down [sinyal : reversal trend]
Pola candlestick berikutnya adalah Three Inside Up dan Three Inside Down. Keduanya menandakan trend
Reversal. Polanya adalah Bearish-Bullish-Bullish atau Bullish-Bearish-Bearish.
Three Inside Up terjadi setelah downtrend dan merupakan sinyal untuk reversal uptrend. Candle pertama dalam pola ini adalah bearish candle dengan tubuh panjang,selanjutnya diikuti oleh bullish candle yang melewati titik tengah dari candle bearish pertama. Candle ketiga harus melewati tinggi candle bearish pertama.
Pola candlestick Three Inside
Down adalah kebalikan dari Three Inside Up. Pola Three Inside Down adalah
indikator untuk reversal downtrend, pada saat pasar sedang Uptrend.
Pola candlestick jenis Triple Candlestick Pattern inilah yang paling banyak dipakai, dijadikan acuan
untuk melihat pergerakan harga, dan memprediksi arah tren oleh para trader karena memiliki tingkat keakurasian yang lebih
tinggi.
"Plan your trade and trade your plan."