“Merokok tembakau tidak membahayakan generasi terdahulu, seharusnya juga tidak generasi sekarang. Yang berbahaya itu adalah radikal bebasnya, dan radikal bebas ada di mana-mana,” jelas Pak Sutiman panjang-lebar (Profesor Dr. Sutiman Bambang Sumitro, seorang mikrobiolog dari Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, yang menjadi mitra kerja Dr. Gretha Zahar dalam penelitian.). Bu Gretha lalu menimpali: “Dengan menggunakan cetakan nano pada filter Divine, densitas elektron meningkat, sehingga kandungan merkuri pada tembakau akan siap melepaskan elektron. Dan ketika merkuri kehilangan 1 elektron, ia bukan lagi merkuri. Ia merupakan partikel emas atau aurum, tepatnya artificial aurum.”
Saya jadi ingat sebuah artikel tentang partikel aurum. Dalam ukuran nano, ia sudah lama dikenal sebagai nanomaterial yang efektif membunuh sel kanker tanpa merusak sel lainnya.
Untuk mengilustrasikan penjelasannya, Bu Gretha memperlihatkan selembar kertas yang memaparkan apa yang ia sebut sebagai ‘penemuan yang sangat mengagumkan’, yaitu tabel periodik kimia, tabel ciptaan Mendeleyev yang pernah kita pelajari di SMA.
Artikel terkait :
✓ Rahasia Tembakau untuk terapi penyakit
✓ Udud itu jangan asal "ngeBul"
Ia menjelaskan, bahwa merkuri dengan nomor atom 80 bisa dengan mudah ‘menyamar’ menjadi thalium dan timbal hanya dengan tambahan 1 dan 2 elektron. Merkuri juga bisa berubah menjadi artificial aurum atau emas, yang bernomor atom 79, hanya dengan mendonasikan satu elektronnya. “Pernyataan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pembuktian,” ujarnya. “Bersama teman-teman, saya menguji pengaruh Divine Klobot terhadap aura.”
Dengan menggunakan aurameter milik Bu Gretha, saya dan teman-teman menyaksikan, bahwa terapi asap lambat-laun akan membentuk aura berwarna emas di tubuh kita. “Sungguh terobosan yang hebat,” kata Kang Aas Rukasa, seorang guru senam pernafasan dan meditasi. “Aura emas hanya mungkin diperoleh melalui latihan pernafasan yang intensif yang disertai pengerasan tubuh. Aura emas mencerminkan kematangan di chakra jantung, chakra yang berhubungan dengan kasih sayang, kelenturan, keterbukaan, dan respon seni,” kata Kang Aas. “Aura emas merupakan jembatan tercepat antara tubuh dan pikiran; artinya seseorang dengan aura emas akan memiliki kecerdasan tubuh dalam menerjemahkan dimensi pikiran. Aura emas bukan hanya mencerminkan kesehatan yang prima dan kelenturan tubuh dalam menghadapi gangguan, aura emas ini juga berbicara tentang potensi untuk menyembuhkan orang lain,” demikian ia menambahkan.
Sumber :
Dr. Gretha Zahar Temukan Rahasia Alam Dalam Penyembuhan Penyakit