Post Top Ad


“Alam sudah menyediakan semuanya,” kata Profesor Dr. Sutiman Bambang Sumitro, seorang mikrobiolog dari Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, yang menjadi mitra kerja Dr. Gretha Zahar dalam penelitian.

Ternyata di balik atom-atom penyusun tubuh Anda itu terdapat interplay (Arti kata "interplay" Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia. kb. pengaruh-mempengaruhi, saling mempengaruhi ) yang tiada putusnya antar proton, neutron dan elektron. Di sini, Anda berada di dalam ranah yang banyak dibicarakan oleh fisika modern, nuclear science, bahkan nanobiology. Demikian pelajaran yang saya peroleh dari Dr. Gretha Zahar, seorang ilmuwan nuclear science yang mengelola klinik di beberapa kota dan Lembaga Peluruhan Radikal Bebas di Malang, Jawa Timur.



Tidak mudah memahami penjelasan Bu Gretha , demikian ia biasa dipanggil lingkungannya. Fisika modern, kimia nuklir, ditambah dengan nanoteknologi, ketika disatukan dalam uraian, menjadi menu yang lumayan berat untuk dicerna. Namun ternyata dalam praktek, semuanya sangat sederhana. “Penawar” segala penyakit itu ternyata ada di dapur kita sendiri: ada telur, kopi, garam, bawang, air kelapa, fermipan. Hanya satu bahan ramuan yang tidak biasa: tembakau. 

Artikel terkait :


Tembakau ini disiapkan dengan saksama, dilinting untuk kemudian asapnya ditiupkan ke lubang telinga, hidung, dan mulut pasien melalui sebuah pipa. Pasien dibaringkan di atas lembaran panjang tembaga, dibalur dengan 7 macam ramuan, sementara terapi asap tembakau dilakukan di sela-sela proses tersebut. Sungguh menakjubkan melihat sebuah penemuan canggih dipraktekkan dengan begitu mudah dan sederhana, tanpa peralatan pelik. Dalam menjelaskan proses penemuannya, Dr. Gretha pun mencoba untuk berwacana sederhana.

Sumber :

Related Posts

Post Bottom Ad